STRUKTURASI
(Proses terbentuknya sebuah struktur)
“Strukturasi
adalah teori social yang berupaya mengintegrasikan/ mengawinkan/ menyatukan
agen dengan struktur . Agen secara sederhana bisa kita pahami sebagai individu
maupun kelompok terorganisir, organisasi, dan bangsa (Burns, 1986). Sementara
struktur merujuk ke tingkat makro, yaitu sistem sosial rules (norma) dan source (sumber
daya) berskala besar.”
PARADIGMA FAKTA SOSIAL
(TEORI
STRUK-FUNGSIONAL)
|
PARADIGMA
PERILAKU SOSIAL
TEORI STRUKTURASI
|
Eksternal
Koersif
(Memaksa)
Menyebar
(general)
Watak
agensi tidak penting
Stuktur
menentukan watak individu
Struktur
constrain (mengekang)
Individu taat buta terhadap tindakannya
Semua harus sesuai perannya
Sistem social punya kebutuhan harus dipenuhi AGIL
Tidak melibatkan dimensi ruang dan waktu, seperti apa yang tetap
dan berubah
Berisfat dualisme antara agen dan struktur
|
Bersifat dualitas antara agen dan struktur
Hubungan agen dan struktur dialog bukan monolog
Agen pelaku yang mampu memproduksi tindakan-tindakan yang tidak
selalu berasal dari struktur
Struktur meberdayakan (enabling)
Struktur dapat dimaknai objektif maupun subjektif
Agen memiliki 3 kesadaran dalam tindakanya
Ruang
dan waktu menentukan bagaimana suatu perilaku sosial terjadi
Agen
dapat berubah menjadi isntitusi
Terciptanya hubungan Struktur dan agen itu ada karena praktik
sosial
|
Teori
strukturasi merupakan teori yang menepis dualism (pertentangan) dan mencoba
mencari likage atau pertautan setelah terjadi pertentangan
tajam antara struktur fungsional
dengan konstruksionismefenomenologis (agen).
Giddens tidak puas dengan teori pandangan yang dikemukakan oleh
struktural-fungsional, yang menurutnya terjebak pada pandangan naturalistik.
Pandangan naturalistik mereduksi actor (agen)
dalam stuktur, kemudian sejarah dipandang secara mekanis, dan bukan suatu
produk kontengensi dari aktivitas agen. Tetapi Giddens juga tidak sependapat
dengan konstruksionisme-fenomenologis, yang baginya disebut sebagai berakhir
pada imperalisme subjek. Oleh karenanya ia ingin mengakiri klaim-klaim keduanya
dengan cara mempertemukan kedua aliran tersebut.
Agen/ Keagenan
Agen adalah ovrang-orang
yang secara terus-menerus terlibat secara fisik maupun sosial di dalam
struktur mereka tinggal. Agar agen dapat ber-praktik sosial (aktor
merasionalkan dunia mereka), diperlukan rasionalisasi dan motivasi. Rasionalisasi adalah
perkembangan rutinitas dan rasa aman pada aktor, serta menjalankan hidup secara
efisien, sedangkan motivasi adalah keinginan dan hasrat yang mengubah
tindakan; hubungan dua itu menjadi daya tarik untuk bertindak, jika dilibatkan
dalam tindakan.
Struktur
Struktur adalah praktik
sosial yang terwujud berkat adanya aturan dan sumber daya, tidak ada di ruang
dan waktu, hanya ada di dalam dan melalui aktivitas agen manusia. Interaksi
antara agen dan struktur ini lah dinamakan dualitas struktur. Giddens menolak
pola Durkheimian dalam melihat struktur sebagai sesuatu yang bersifat eksternal
dan koersif (memaksa) bagi aktor, melainkan struktur memungkinkan agen
melakukan hal-hal yang tidak akan struktur (mereka) lakukan[.
Disini agen memungkinkan untuk memberontak struktur.
Time-Space
Ruang dan waktu adalah sebuah petunjuk untuk
menentukan bagaimana suatu perilaku sosial terjadi. Ruang dan waktu merupakan
unsur yang terkandung dan terkait langsung dalam berlangsungnya suatu tindakan
sosial.
Strukturasi
Strukturasi adalah hubungan
dialektis antara struktur dengan agensi; momen produksi tindakan juga merupakan
salah satu reproduksi dalam konteks keputusan kehidupan sosial sehari-hari.
Intinya, struktur dapat dikonstruksikan ulang melalui interaksi agensi di
kehidupan sosial sehari-hari. Praktik Sosial adalah teori
hubungan antara agensi dengan struktur. Agensi dan struktur terjalin erat dalam aktivitas atau praktik yang
terus-menerus dijalankan manusia. Dengan kata lain, dualitas tersebut tetap
dipertahankan. Ruang dan waktu adalah isu sentral tatanan sosial
dalam sosiologi tergantung pada seberapa baik sistem sosial terintegrasi di
sepanjang ruang dan waktu. Jadi, praktik sosial tergantung pada ruang dan
waktu; praktik kedokteran, bersekolah dan kuliah.
STRUKTUR
|
SISTEM
|
STRUKTURASI
|
Aturan dan
sumber daya
atau
seperangkat relasi
transformasi,
terorganisasi
sebagai kelengkapan- kelengkapan dari sistem-sistem sosial.
|
Relasi-relasi
yang
direproduksi
di antara para
aktor atau
kolektivitas,
terorganisasi
sebagai praktik-prtaktik sosial reguler.
|
Kondisi-kondisi
yang
mengatur
keterulangan
atau
transformasi struktur-struktur, dan karenanya
reproduksi
sistem-sistem
sosial itu
sendiri.
|
Giddens tidak
setuju dengan dualisme struktur dan pelaku, namun ia lebih menekankan apa yang
ia sebut dengan dualitas. Atas fakta struktur dan pelaku bukanlah sesuatu yang
saling menegasikan atau bertentangan, tapi keduanya saling mengandaikan. Dalam
teorinya, Giddens membagi pemikirannya dalam 2 pokok pembahasan yaitu pelaku
dan struktur sebagai bahasan pertama serta waktu dan ruang sebagai bahasan
kedua.
Dalam teori
strukturasi, si agen atau aktor memiliki tiga tingkatan kesadaran:
1)
Kesadaran
diskursif (discursive consciousness).
Yaitu, apa yang mampu dikatakan atau diberi ekspresi verbal oleh para aktor,
tentang kondisi-kondisi sosial, khususnya tentang kondisi-kondisi dari
tindakannya sendiri. Kesadaran diskursif adalah suatu kemawasdirian (awareness) yang memiliki bentuk
diskursif.
Jefri
selalu rajin mengikuti pendalaman materi dari dosen supaya lulus ujian semester
dan tidak di cap pemalas oleh temannya.
2)
Kesadaran
praktis (practical consciousness).
Yaitu, apa yang aktor ketahui (percayai) tentang kondisi-kondisi sosial,
khususnya kondisi-kondisi dari tindakannya sendiri. Namun hal itu tidak bisa
diekspresikan si aktor secara diskursif. Bedanya dengan kasus ketidaksadaran
(unsconscious) adalah, tidak ada tabir represi yang menutupi kesadaran praktis.
Motif
instingtif, ketrampilan yang sering dilakukan dalam setiap rutinitas sehingga
seringkali tidak dipertanyakan lagi. Saat mengendarai mobil anton tidak lagi
berpikir seberapa kuat pedal gas dan kopling yang diinjak
3)
Motif
atau kognisi tak sadar (unconscious
motives/cognition). Motif lebih merujuk ke potensial bagi tindakan,
ketimbang cara (mode) tindakan itu dilakukan oleh si agen. Motif hanya memiliki
kaitan langsung dengan tindakan dalam situasi yang tidak biasa, yang menyimpang
dari rutinitas. Sebagian besar dari tindakan-tindakan agen sehari-hari tidaklah
secara langsung dilandaskan pada motivasi tertentu.
Ex:
Misalnya adalah kegiatan kita kuliah adalah untuk memperoleh kelulusan,
sedangkan kelulusan identik dengan wisuda, namun kehadiran kita pada wisuda
bukanlah semata-mata kita ingin untuk meluluskan diri melainkan ada banyak hal
yang ingin kita peroleh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar