-->

Minggu, 31 Maret 2019

SIMULAKRA & HIPEREALITAS

Oleh: Tegar Fieman

Pada postingan kali ini membahas ilmu sosial era postmodern dengan gagasan dan pemikiran yang cenderung eksentrik menurut saya. Pemikiran yang cenderung unik karena tokoh sosiologi yang satu ini justru menolak adanya realitas sosial karena yang terjadi saat ini merupakan suatu hiperealitas sosial (melebihi kenyataan). Tokoh sosiologi yang memiliki pemikiran tersebut bernama Jean Baudrillard. Budrillard merupakan sosiolog postmoderen dari Perancis.

Menurutnya, peradaban moderen yang serba rasional dan semakin nyata karena meninggalkan hal irasional ternyata justru menciptakan keabsurdan baru. Cita-cita modernisasi itu sendiri ingin memperlakukan dunia secara rasional dan faktual. Sehingga mitos, khayalan, dan metafisik sudah mulai ditinggalkan. Cara pandang seperti itu membuat masyarakat menciptakan berbagai macam inovasi bidang pengetahuan, metode, sistem sosial dan teknologi. Penciptaan dunia yang lebih rasional tersebut jistru menciptakan mitos dan ilusi baru.

Permasalahan tersebut bermula dari sebuah kotak ajaib bernama televisi. Dimana kotak tersebut memancarkan cahaya berisi gambar bergerak ‘layaknya’ kehidupan nyata.
Baudrillard melihat bahwa kecanggihan teknologi mampu membuat imajinasi menjadi hal yang nyata, bahkan menciptakan kenyataan baru yang disebut proses simulakra.
Simulakra ini merupakan suatu konstruksi pikiran imajiner terhadap sebuah realitas tanpa menghadirkan relaitas itu sendiri. Sebagai instrument simulacra adalah membuat hal abstrak menjadi konkret dan yang konkret menjadi abstrak. Sebagai contoh  anak-anak dan orang tua jaman sekarang pasti mengenal karakter spongebob. Ternyata tokoh imajiner tersebut memiliki pengaruh yang besar di masyarakat sampai-sampai lembaga sensor televisi ingin menghentikan penayanganya. Belum lagi anak-anak sekarang pasti tau bagaimana gaya spongebob tersebut tertawa. Contoh yang lain adalah dalam film Fast to Furious 7 bagaimana karakter Paul Walker dapat diperankan kembali melalui teknologi CGI. Seolah-olah seseorang yang sudah tidak ada dapat dihidupkan kembali.


Menurut Baudrillard simulakra ini suatu bentuk kerancuan, kehancuran dan keabsurdan antara nyata dan tidak nyata. Apa yang dialami manusia saat ini menurut Baudrillard merupakan salinan bahkan rekayasa dari salinan dari kenyataan yang ada. Teknologi berhasil menduplikasi suatu kenyataan bahkan menciptakan kemyataan baru. Pada akhirnya seseorang mulai dibiat mabuk tentang batas ruang nyata dan imajiner. Keadaan tersebut membuat Baudrillard mengkritisi kembali konsep tentang ‘nyata’ secara epistemologis.

Saat ini informasi dan hiburan tentunya sudah dapat diakses melalui kotak kecil bernama smartphone. Ponsel pintar tersebut tentunya lebih mudah untuk dibawa kemana-mana dibandingkan televisi. Bahkan fitur yang disajikan dalam teknologi tersebut jauh lebih canggih dari televisi. Hal tersebut memudahkan seseorang terjebak dalam ilusi-ilusi. Coba perhatikan teman kalian yang merasa sedih setelah menonton drama Korea di Youtube. Perhatikan juga yang tiba-tiba marah tidak jelas karena kalah bermain PUBG. lihat juga teman yang berubah moodnya ketika melihat foto barang mewah milik teman di instagramnya. Psikis dan kondisi manusia dibuat kacau oleh hantu-hantu digital tersebut. Manusia dipaksa berpindah-pindah dari satu realita ke realita yng lainnya dengan kecepatan tinggi. Mereka dipaksa untuk bisa menyelesaikan tugas kantor sekaligus menyelesaikan tigas dikeluarganya. Apa yang dulu dianggap privasi kini beralih menjadi konsumsi publik. Inilah problem masyarakat milenial yang disebut Baudrillard sebagai simulakra.

Bukan hal yang mengejutkan jika manusian jaman sekarang cenderung menjadi pemarah dan sadis saat berada di media sosial maupun kegidupan sehari-hari. Ketenenangan mereka dicampuri oleh masifnya arus informasi yang diterima. Pemikiran kritis Baudrillard mungkin cenderung technopobhia namun menurut saya pandangan seperti ini diperlukan untuk menggelitik bahkan menampar eksistensi manusia diantara dominasi teknologi.

sosiologi #sociology #simulacra #sosialkritis #ilmusosial #sains #socialscience #ilusi

Baudrillard, Jean. 1981. Simulacra and Simulation. French: Editions Galilee.

Hidayat, Medhy Aginta, 2012. Menggugat Modernisme: Mengenali Rentang. Pemikiran Jean Baudrillard. Yogyakarta: Jalasutra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar