-->

Minggu, 08 Juni 2014

Titik Biru Pucat


Oleh: Carl Sagan
Bumi dalam jarak sepuluh juta meter
Di atasnya, semua orang yang anda cintai, anda kenal, semua orang yang pernah anda dengar, setiap manusia yang pernah ada menjalani hidup mereka. Agregat dari kegembiraan dan penderitaan kita, ribuan agama, ideologi, dan doktrin ekonomi, setiap pemburu dan pencari makanan, setiap pahlawan dan pengecut, setiap pencipta dan penghancur peradaban, setiap raja dan rakyat jelata, setiap pasangan muda yang jatuh cinta, setiap ibu dan ayah, anak yang berharap, setiap penemu dan penjelajah, setiap guru bermoral, setiap politikus korup, setiap megabintang (artis), setiap pemimpin tertinggi, setiap orang suci dan pendosa dalam sejarah spesies kita hidup di sana. 

Senin, 12 Mei 2014

Labirin para Sarjana Pendidikan

Oleh: Tegar Firman A
Inilah labirin sarjana pendidikan yang kabarnya penuh lika-liku dan kebuntuan. LPTK ibarat seperti 'pabrik' pencipta manusia pekerja. Sebuah kampus sejuta umat, yang mengiming-imingi seseorang untuk menjadi pekerja yang mapan dan berwibawa. ilmu tidak lagi menjadi suatu yang 'sakral' dan fundamental. Kuliah tidak lebih dari sekedar usaha untuk mendapatkan ijazah sebagai tiket untuk melamar pekerjaan. Inilah salah satu problem yang 'ruwet' di negeri ini, masih banyak orang yang terperangkap dalam labirin yang menyesatkan. Bagi yang yang sudah terlanjur masuk dan menyadari, akhirnya mereka menjalani kehidupan dalam kondisi "mauvaise foi", demi desakan dari luar yang sudah berekspektasi besar padanya. Semoga setelahnya, tidak akan ada lagi orang yang tersesat di labirin dan tidak akan lagi tertipu dengan iming-iming palsu. 

Minggu, 11 Mei 2014

Panoptikon melalui Mekanisme Seragam Sekolah.

Panoptikon adalah struktur yang memungkinkan pejabat penjara berpeluang penuh mengamati narapidana melalui menara di posisi tengah-tengah bangunan penjara, sehingga dari menara itu dapat mengawasi semua sel dan bangunan lain. Panoptikon adalah sumber kekuasaan sangat besar bagi pejabat penjara karena memberikan memberikan mereka peluang untuk mekakukan pengawasan total. Di sel-sel yang berbentuk melingkar semua tahanan akan terus-menerus diawasi dan tahanan itu sendiri merasa diawasi dari menara sentral. Dengan demikian secara bertahap para tahanan akan mulai mengawasi perilakunya sendiri dan berperilaku disiplin. Panoptikon merupakan teknologi kekuasaan disipliner yang digunakan bukan hanya di penjara tetapi diberbagai bidang yang memerlukan kedisiplinan seperti instansi pemerintah, rumah sakit, sekolah, mall, keluarga, militer, dan sebagainya. Di wilayah ini terjadi proses pembentukan disiplin manusia sebagai individu-individu (Ritzer,2004).

Selasa, 06 Mei 2014

Tinjauan Masalah Sosial dari Tiga Perspektif Sosiologi

Masalah sosial menurut Parrilo dalam Soetomo (2010), mengandung empat komponen meliputi: (1) kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode waktu tertentu; (2) dirasakan dapat menyebakan berbagai kerugian fisik dan nonfisik baik pada individu maupun masyarakat; (3) merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari salah satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat dan (4) menimbulkan kebutuhan pemecahan. Sementara Soetomo (2010) menyatakan bahwa dalam realitas kehidupan sosial, pernyataan sebagai masalah sosial tidak selalu bersifat eksplisit  tetapi dapat pula secara simbolik. Suatu kondisi yang mendapat reaksi penolakan oleh masyarakat dapat diinterpretasikan sebagai simbol pernyataan masyarakat bahwa kondisi tersebut merupakan masalah sosial. Dengan kata lain, kondisi tersebut menimbulkan kebutuhan akan perubahan, perbaikan dan pemecahan.
Dalam pencermatan mengenai masalah sosial dapat dilihat dari beragam perspektif yang menawarkan unit analisis sekaligus agenda soslusi atas masalah sosial yang ada. Ragam perspektif tersebut mangacu pada tiga perspektif utama yiatu:

Kamis, 01 Mei 2014

Proses Sosialisasi (Pendidikan)

 Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si.
(Resume)

         Proses sosialisasi merupakan objek penelitian yang penting bagi sosiologi pendidikan. Kita mengenal konsep adaptasi dari teori evolusi Darwin. Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dari teori tersebut, terutama yang berhubungan dengan sosiologi pendidikan, yaitu adaptasi, Adjusment, dan penyesuaian diri. Proses penyesuaian diri dapat berhasil atau gagal. Kriteria untuk mengukurkeberhasilan atau kegagalan dapat diketahui dari kepuasaan fisik, orang yang berhasil menyesuaikan diri akan terlihat pada fisiknya yang sehat, ceria dan semnagat. Menurut J. Piaget, proses penyesuaian diri ada dua pola:
a.       Individu mengubah diri untuk menyesuaiakan dengan lingkungan, yang disebut akomodasi
b.      Individu mengubah lingkungan untuk disesuaikan dengan dirinya yang disebuta asimilasi.
A.    Sosioalisasi Membentuk Kepribadian
Setiap orang tua sejalan dengan sistem kehidupan kemasyarakatannya mencita-citakantipe ideal tertentu terhadap anak-anaknya. Orang tua berharap agar anak-anakny nanti menjadi orang baik-baik. Harapan seperti ini mengkin telah digambarkan semenjak anak dalam kandungan ibu. Kepribadian merupakan hasil proses perkembangan anak dalam interaksi dengan sekitarnya, terutam kitaran sosial.
Sosialisasi menunjukan proses perkembangan kepribadian seseorang. Problem pembentukan kepribadian pada akhirnaya adalah terletak pada membina warga masyrakatnya secara serasi dalam kehidupan dewasa. Seseorang dapat saja memakai atau berbuat apa saja yang diinginkanya dan dikehendakinya, namun ternyata masyarakat memberikan ketentuan-ketentuan lain seperti ketentuan makanan apa saja yang harus dimakan. Proses menanamkan pola-pola tingkah laku disebut sosialisasi. Dalam hubungannya dengan proses sosialisasi Margaret Mead (1937) menunjukan dua hal:
1. Kesadaran akan peranan penting dalam pemindahan kebudayaanya, sebagai mekanisme perpindahan budaya.
2.      Efek sosialisasi dan kepribadian, sosialisasi kepribadian dengan ciri-ciri kebudayaan tertentu pada kelompok tertentu.

Senin, 28 April 2014

Teori Prasangka

Judging is bad

Apakah anda pernah melakukan prasangka? Lalu, apa itu prasangka? Dalam merespon sesuatu manusia seringkali membuat hipotesis awal atau jawaban-jawaban sementara meskipun belum diketahui kepastiannya. Manusia juga sering menggunakan refrensi dan persepsi yang ada dalam pikirnannya untuk mengeneralisir situasi di sekitarnya, meskipun refrensi dan persepsi yang dimilikinya belum tentu absah kebenarannya. Selain itu, manusia sering menduga-duga tentang peristiwa yang akan terjadi di masa depan, masa lalunya  dan peristiwa yang terjadi pada manusia yang lainnya. Bahkan sebelum manusia berusaha mencari fakta yang sebenarnya, yang pertama kali dilakukan adalah menduga-duganya terlebih dahulu. Sebagai contoh, ketika malam hari anda sendirian mengunjungi rumah yang telah ditinggal penghuninya selama bertahun-tahun, tentunnya akan muncul kekhawatiran di pikiran kita. Kekhawatiran tersebut semakin kuat ketika kita teringat dengan mitos dan cerita yang beredar tentang misteri rumah tersebut, sehingga membuat kita tidak dapat berpikir rasional. Pada akhirnya, kita memutuskan untuk tidak masuk karena kita sudah membayangkan kemungkinan-kemungkinan (irasional) yang tidak ingin kita alami jika kita mencoba masuk. Padahal ketika kita memutuskan untuk masuk, belum tentu hal-hal buruk yang muncul di pikiran kita akan terjadi. Selain dari contoh tersebut, tentunya manusia selalu mengalami hal-hal serupa, meskipun kasusnya berbeda. Dengan demikian, kita sebagai manusia sebenarnya sudah melakukan ‘prasangka’ sejak lama. Mungkin, ketika usia kita masih dini, kita lebih sering melakukannya karena pengetahuan kita tentang sesuatu masih terbatas. Perlu diketahui, prasangka setiap manusia mungkin dapat berbeda karena refrensi dan arsip yang tersimpan dalam pikirannya juga berbeda-beda.

Selasa, 22 April 2014

Sosiologi dalam Permainan Video Game "SimCity"

Oleh: Tegar Firman Abadi
Screenshot SimCity
Video Game SimCity
Siapa bilang bermain video game membuat seseorang tidak pandai dan kreatif? Siapa bilang seseorang tidak dapat belajar sambil bermain? Seperti halnya menggunakan alat, jika digunakan dengan bijak video game pun dapat memberikan manfaat. Mungkin tidak semua game dirancang khsusus untuk melatih kreatifitas kita, hanya beberapa game saja yang memiliki tujuan tersebut. Permainan video game seperti itu biasanya bertemakan game simulasi seperti game SimCity. Dalam artikel ini, tidak akan membahas persoalan mengenai dampak pintar dan kreatifnya seseorang melalui game, namun penulis akan mengungkap sisi lain tentang adanya peristiwa menarik yang terkandung dalam video game tersebut layaknya peristiwa di dunia nyata. Salah satu peristiwa yang akan menjadi fokus bahasan dalam akrtikel ini adalah peristiwa di bidang sosial. Penulis tertarik menelusuri aspek sosial (buatan kode pemrograman) dengan harapan dapat merefleksikannya ke dalam kehidupan nyata atau sebaliknya. Jadi permainan ini tidak sebatas menjadi 'mainan' jika kita tahu pesan ilmiah dan filosofis yang terkandung di dalamnya.

Senin, 21 April 2014

Struktur Sosial

Mind Map

A.    Struktur Sosial
Struktur secara harfiah  berasal dari kata structum yang artinya menysusun, membangun, konstruksi atau kerangka yang menjadi susunan suatu bangunan. Misalnya, dalam sebuah bagunan terdapat fondasi, lantai, tiang, atap dan tembok. Lebih sepesifik dalam bangunan terdapat pintu, jendela, ventilasi, saluran air, sanitasi, instalasi listrik dan lain sebagainnya. Dapat dibayangkan, jika bangunan tidak memiliki unsur-unsur tersebut, maka bangunan tersebut masih kurang layak untuk ditempati atau digunakan oleh manusia. Sama halnya dengan bangunan, masyarakat juga memiliki suatu struktur, karena setiap manusia yang ada di dalamnya memilik peran, dan status yang berbeda-beda. Keberagaman manusia itulah yang menyebabkan kehidupan ini menjadi dinamis, berkembang, dan memiliki berbagai macam fungsi. Sebenarnya seluruh manusia yang ada di dunia ini telah menempati posisi dalam struktur atau kerangka-kerangka pembentuk dimensi sosial. Sebagai contoh, ketika manusia dilahirkan sebagai anak pertama, status dan peran orang tua pun akan berubah menjadi ayah dan ibu. Sebutan ayah dan ibu bukan hanya sebagai simbol penanda sosial saja, melainkan memiliki berbagai macam fungsi dan tanggung jawab yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan si anak dan kemajuan keluarganya. Pada akhirnya peran dan status yang dijalankan dalam keluarga tersebut akan berpengaruh pada struktur yang lebih luas, yaitu struktur dalam masyarakat.

Rabu, 16 April 2014

Sosiologi Pendidikan

 Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si.
Memahami Sosiologi Pendidikan.
Kajian dana analisis sosiologi terhadap pendidikan dirintis oleh Durkheim dan Weber yang kemudian dilanjutkan oleh muridnya. Pendidikan berparadigma sosial dikembangkan oleh John Dewey, William H. Killpatrick, Boyd H. Bode dan lainya. Kajian sosiologi dan sosiologi pendidikan di Indonesia dikenalkan melalui mata kuliah pada mahasiswa kependidikan di universitas. Bertujuan agar mahasiswa memiliki visi dan misi serta kemampuan melihat proses pendidikan dari sisi sosiologis.
            Sosiologi pendidikan pendidikan berfungsi menyediakan visi, pemahaman dan kemampuan terhadap proses pendidikan dengan memanfaatkan dinamika struktural dan proses sosial terkait dengan pendidikan. Proses dan hasil-hasil pendidikan berada dalam konteks kehidupan sosial. Kajian dan analisis terhadap keterkaitan fenomena sosial pada proses pendidikan menjadi sangat penting untuk diketahui dan di transformasikan dan digunakan dalam pengambilan keputusan, kebijakan maupun strategi dalam praktik pendidikan.

Senin, 14 April 2014

Paradigma Perilaku Sosial

Apa itu Paradigma Perilaku Sosial?
Paradigma perilaku sosial menekankan pada pendekatan yang bersifat objektif empiris. Meskipun sama-sama berangkat dari pusat perhatian yang sama dengan definisi sosial, yakni “interaksi manusia”, tetapi paradigma perilaku sosial menggunakan sudut pandang “perilaku sosial yang teramati dan dapat dipelajari.” Jadi, dalam paradigma ini perilaku sosial itulah yang menjadi persoalan utama, karena dapat diamati dan dipelajari secara empiris. Sementara apa yang ada di balik perilaku itu (misalnya saja: maksud dan perilaku tertentu, motivasi di di balik perilaku itu, kebebasan, tanggung jawab) berada di luar sudut pandang paradigma perilaku sosial.

Minggu, 13 April 2014

Paradima Fakta Sosial

Apa itu Paradigma Fakta Sosial?
Paradigma fakta Sosial melihat manusia dan masyarakat dari sudut pandang makro strukturnya. Mneurut paradigma ini, kehidupan masyarakat dilihat sebagai realitas yang berdiri sendiri, lepas dari persolan apakh individu-individu sebagai anggota masyarakat itu suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju. Masyarakat jika dilihat dari struktur sosialnya (dalam bentuk pengorganisasiannya) tentulah memiliki seperangkat aturan (apakah itu undang-undang, hierarki kekuasaan dan wewenang, sistem peradilan, serangkaian peran sosial, nilai dan norma, pranata sosial, atau pendek kata kebudayaan) yang secara analitis merupakan fakta yang terpisah dari individu warga masyarakat, akan tetapi dapat mempengaruhi perilaku kesehariannya (Veeger,1993).

Memahami Paradigma dalam Ilmu Pengetahuan Sosial


Sebelum dijelasakan mengenai berbagai macam paradima sosial, terlebih dahulu akan dijelasakan pengertian tentang paradigma itu sendiri. Thomas S Khun berpendapat bahwa paradigma dalam konteks ilmu sosial adalah pandangan mendasar tentang apa yang menjadi pokok permasalahan dalam ilmu pengetahuan (sosial) tertentu. Dengan ungkapan lain dapat dikatakan, bahwa sebuah paradigma adalah jendela keilmuan yang digunakan untuk “melihat” dunia sosial. Permasalahannya adalah  jernih tidaknya sebuah “jendela ilmu” yang digunakan akan sangat mempengaruhi pemahaman seseorang tentang apa dan bagaimana seseungguhnya dunia sosial itu, baik menurut fakta subjektif maupun fakta objektif. Tetapi yang jelas, bertitik tolak dari satu paradigma tertentu, seorang ilmuwan dapat memusatkan dan merumuskan permasalahn objek kajian yang menjadi sasaran bidang ilmunya, lalu memilih dan menetapkan permasalah objek kajian yang menjadi sasaran bidang ilmunya, lalu memilih dan menetapkan teori dalam rumpun paradigma itu yang relevan  dengan persoalah yang tengah dikaji, serta menetapkan metode penelitian untuk mencari dan menemukan jawaban atau bukti-bukti empirisnya di lapangan.

Potret Manusia Perkotaan


Aktivitas Masyarakat Perkotaan

Apa itu Kota?

Sebelum dijelaskan lebih jauh, sebaiknya kita mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kota. Menurut Prof. Bintarto kota dapat diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang matrealistis. Atau ada pula yang diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan matrealistis dibandingkan dengan daerah belakangnya (Bintarto, 1983:36).

Sabtu, 12 April 2014

Paradigma Definisi Sosial

Apa itu Paradigma Definisi Sosial?
Looking-glass self
Paradigma definisi sosial tidak berangkat dari sudut pandang fakta sosial yang objektif, seperti struktur-struktur makro dan pranata-pranata sosial yang ada dalam masyarakat. Paradigma definisi sosial justru bertolak dari proses berpikir manusia itu sendiri sebagai individu. Dalam merancang dan mendefinisikan makna dan interaksi sosial, individu dilihat sebagai pelaku tindakan yang bebas tetapi tetap tanggung jawab. Artinya, di dalam bertindak atau berinteraksi itu, seseorang tetap di bawah pengaruh bayang-bayang struktur sosial dan pranata-pranata dalam masyarakat, tetapi fokus perhatian paradigma ini tetap pada individu dengan tindakannya itu (Veeger,1993).

Interaksi Sosial

 Mind Map
Interaksi Sosial



A.    Definisi Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang terjadi antar individu , individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok dalam bentuk kerjasama (Asosatif) atau persaingan (disosiatif)

Jumat, 11 April 2014

Hakikat Ilmu Pengetahuan


“Pengetahuan berakar dari rasa ingin tahu. Akar pengetahuan memang pahit, tapi buahnya terasa manis”
Namun, apa itu pengetahuan? Apa bedanya dengan ilmu pengetahuan

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan untuk berpikir, berkehendak dan merasa. Dengan pikirannya manusia mendapatkan (ilmu) pengetahuan, dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya, dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kesenangan (Sorjoeno, 2007). Manusia bukanlah makhluk instingsif yang murni. Pikirannya terus berkembang untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Upaya adaptasi manusia terhadap lingkungannya melalui proses panjang dan kesinambungan. Berawal dari rasa ingin tahu, lalu dengan pengalaman yang bersifat trial dan error hingga melalui pembuktian ilmiah kebenarannya dapat teruji secara empiris. Dapat diterima secara inderawi serta dibenarkan oleh rasio.

Senin, 07 April 2014

Objek Material dan Objek Formal dalam Sosiologi

Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu pengetahuan (sains) apabila memenuhi persyaratan yang dituntut oleh ilmu pengetahuan secara umum. Syarat yang harus harus dimiliki untuk menjadi ilmu pengetahuan adalah memiliki objek material dan formal. Objek tersebut juga berfungsi untuk mengetahui ranah cakupan dari suatu ilmu pengetahuan. Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan, oleh sebab itu sosiologi juga memiliki ranah cakupan yang meliputi objek formal dan objek material.
Untuk mengetahui apa saja yang dipelajari dalam sosiologi dapat diketahui melalui objek material dan formalnya sebagai berikut:
     1.      Objek Material
Objek material adalah materi atau bahasan yang dipelajari dalam ilmu tersebut. Objek tersebut berfokus pada, “materi” apa yang dipelajari?”. Sosiologi memiliki objek material yang meliputi manusia, masyarakat, interaksi, struktur, dan perubahan sosial. Dapat juga objek material dari ilmu pengetahuan yang lain memiliki kesamaan dengan objek material sosiologi. Misalnya dalam antropologi, dan komunikasi memiliki objek material manusia dan interaksi sama seperti yang dimiliki oleh sosiologi. Secara umum, rumpun ilmu sosial juga memiliki objek material yang sama dengan sosiologi. Tetapi  ilmu sosiologi lebih banyak membahas objek material tentang suatu manusia dalam kelompok atau disebut juga masyarakat.
    2.      Objek Formal
Pengertian dari objek formal adalah sudut pandang atau cara tinjau atas objek material. Objek formal berfungsi untuk membedakan satu ilmu dengan ilmu yang lainnya. Umumnya objek materialnya sama. Tetapi bisa juga (keduanya) yaitu objek formal dan materialnya berbeda. Objek formal berfokus pada “bagaimana kita melihat suatu materi dan bagaimana cara materi tersebut dapat menjelaskannya?”. Sebagai contoh, objek materialnya manusia. Ilmu ekonomi akan melihat manusia sebagai makhluk yang selalu ingin memenuhi kebutuhannya. Dalam ilmu psikologi manusia adalah makhluk yang memiliki tingkah laku yang dipelajari melalkui aktivitas jiwa dan kepribadian. Dalam ilmu antropologi manusia dipandang sebagai makhluk yang menciptakan suatu kebudayaan. Dalam sosiologi manusia dipandang sebagai makhluk yang saling berinteraksi. Secara khusus sosiologi sosiologi mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok dan antar kelompok dalam masyarakat yang dapat berwujud asosiatif (kerjasama) dan disosiatif (persaingan). Dilihat dari objek formal, sosiologi juga memiliki definisi tersendiri tentang obejk material berupa masyarakat. Menurut Soerjono  (2007), definisi masyarakat adalah:
a.  masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berkumpul dan hidup bersama (minimal 2 orang).
b.      manusia saling bercampur dalam waktu yang sama dan relatif lama.
c.       Sadar adalah satu kesatuan
d.      Merupakan suatu sistem hidup bersama.

Sumber:
Soerjono Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Wagiman. 2009. Pengantar Studi Logika. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher