-->

Senin, 12 Mei 2014

Labirin para Sarjana Pendidikan

Oleh: Tegar Firman A
Inilah labirin sarjana pendidikan yang kabarnya penuh lika-liku dan kebuntuan. LPTK ibarat seperti 'pabrik' pencipta manusia pekerja. Sebuah kampus sejuta umat, yang mengiming-imingi seseorang untuk menjadi pekerja yang mapan dan berwibawa. ilmu tidak lagi menjadi suatu yang 'sakral' dan fundamental. Kuliah tidak lebih dari sekedar usaha untuk mendapatkan ijazah sebagai tiket untuk melamar pekerjaan. Inilah salah satu problem yang 'ruwet' di negeri ini, masih banyak orang yang terperangkap dalam labirin yang menyesatkan. Bagi yang yang sudah terlanjur masuk dan menyadari, akhirnya mereka menjalani kehidupan dalam kondisi "mauvaise foi", demi desakan dari luar yang sudah berekspektasi besar padanya. Semoga setelahnya, tidak akan ada lagi orang yang tersesat di labirin dan tidak akan lagi tertipu dengan iming-iming palsu. 

Minggu, 11 Mei 2014

Panoptikon melalui Mekanisme Seragam Sekolah.

Panoptikon adalah struktur yang memungkinkan pejabat penjara berpeluang penuh mengamati narapidana melalui menara di posisi tengah-tengah bangunan penjara, sehingga dari menara itu dapat mengawasi semua sel dan bangunan lain. Panoptikon adalah sumber kekuasaan sangat besar bagi pejabat penjara karena memberikan memberikan mereka peluang untuk mekakukan pengawasan total. Di sel-sel yang berbentuk melingkar semua tahanan akan terus-menerus diawasi dan tahanan itu sendiri merasa diawasi dari menara sentral. Dengan demikian secara bertahap para tahanan akan mulai mengawasi perilakunya sendiri dan berperilaku disiplin. Panoptikon merupakan teknologi kekuasaan disipliner yang digunakan bukan hanya di penjara tetapi diberbagai bidang yang memerlukan kedisiplinan seperti instansi pemerintah, rumah sakit, sekolah, mall, keluarga, militer, dan sebagainya. Di wilayah ini terjadi proses pembentukan disiplin manusia sebagai individu-individu (Ritzer,2004).

Selasa, 06 Mei 2014

Tinjauan Masalah Sosial dari Tiga Perspektif Sosiologi

Masalah sosial menurut Parrilo dalam Soetomo (2010), mengandung empat komponen meliputi: (1) kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode waktu tertentu; (2) dirasakan dapat menyebakan berbagai kerugian fisik dan nonfisik baik pada individu maupun masyarakat; (3) merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari salah satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat dan (4) menimbulkan kebutuhan pemecahan. Sementara Soetomo (2010) menyatakan bahwa dalam realitas kehidupan sosial, pernyataan sebagai masalah sosial tidak selalu bersifat eksplisit  tetapi dapat pula secara simbolik. Suatu kondisi yang mendapat reaksi penolakan oleh masyarakat dapat diinterpretasikan sebagai simbol pernyataan masyarakat bahwa kondisi tersebut merupakan masalah sosial. Dengan kata lain, kondisi tersebut menimbulkan kebutuhan akan perubahan, perbaikan dan pemecahan.
Dalam pencermatan mengenai masalah sosial dapat dilihat dari beragam perspektif yang menawarkan unit analisis sekaligus agenda soslusi atas masalah sosial yang ada. Ragam perspektif tersebut mangacu pada tiga perspektif utama yiatu:

Kamis, 01 Mei 2014

Proses Sosialisasi (Pendidikan)

 Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si.
(Resume)

         Proses sosialisasi merupakan objek penelitian yang penting bagi sosiologi pendidikan. Kita mengenal konsep adaptasi dari teori evolusi Darwin. Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dari teori tersebut, terutama yang berhubungan dengan sosiologi pendidikan, yaitu adaptasi, Adjusment, dan penyesuaian diri. Proses penyesuaian diri dapat berhasil atau gagal. Kriteria untuk mengukurkeberhasilan atau kegagalan dapat diketahui dari kepuasaan fisik, orang yang berhasil menyesuaikan diri akan terlihat pada fisiknya yang sehat, ceria dan semnagat. Menurut J. Piaget, proses penyesuaian diri ada dua pola:
a.       Individu mengubah diri untuk menyesuaiakan dengan lingkungan, yang disebut akomodasi
b.      Individu mengubah lingkungan untuk disesuaikan dengan dirinya yang disebuta asimilasi.
A.    Sosioalisasi Membentuk Kepribadian
Setiap orang tua sejalan dengan sistem kehidupan kemasyarakatannya mencita-citakantipe ideal tertentu terhadap anak-anaknya. Orang tua berharap agar anak-anakny nanti menjadi orang baik-baik. Harapan seperti ini mengkin telah digambarkan semenjak anak dalam kandungan ibu. Kepribadian merupakan hasil proses perkembangan anak dalam interaksi dengan sekitarnya, terutam kitaran sosial.
Sosialisasi menunjukan proses perkembangan kepribadian seseorang. Problem pembentukan kepribadian pada akhirnaya adalah terletak pada membina warga masyrakatnya secara serasi dalam kehidupan dewasa. Seseorang dapat saja memakai atau berbuat apa saja yang diinginkanya dan dikehendakinya, namun ternyata masyarakat memberikan ketentuan-ketentuan lain seperti ketentuan makanan apa saja yang harus dimakan. Proses menanamkan pola-pola tingkah laku disebut sosialisasi. Dalam hubungannya dengan proses sosialisasi Margaret Mead (1937) menunjukan dua hal:
1. Kesadaran akan peranan penting dalam pemindahan kebudayaanya, sebagai mekanisme perpindahan budaya.
2.      Efek sosialisasi dan kepribadian, sosialisasi kepribadian dengan ciri-ciri kebudayaan tertentu pada kelompok tertentu.