-->

Minggu, 11 Mei 2014

Panoptikon melalui Mekanisme Seragam Sekolah.

Panoptikon adalah struktur yang memungkinkan pejabat penjara berpeluang penuh mengamati narapidana melalui menara di posisi tengah-tengah bangunan penjara, sehingga dari menara itu dapat mengawasi semua sel dan bangunan lain. Panoptikon adalah sumber kekuasaan sangat besar bagi pejabat penjara karena memberikan memberikan mereka peluang untuk mekakukan pengawasan total. Di sel-sel yang berbentuk melingkar semua tahanan akan terus-menerus diawasi dan tahanan itu sendiri merasa diawasi dari menara sentral. Dengan demikian secara bertahap para tahanan akan mulai mengawasi perilakunya sendiri dan berperilaku disiplin. Panoptikon merupakan teknologi kekuasaan disipliner yang digunakan bukan hanya di penjara tetapi diberbagai bidang yang memerlukan kedisiplinan seperti instansi pemerintah, rumah sakit, sekolah, mall, keluarga, militer, dan sebagainya. Di wilayah ini terjadi proses pembentukan disiplin manusia sebagai individu-individu (Ritzer,2004).

Surveillance
Foucault menganggap sekolah merupakan sebuah konsep yang memadukan antara pengetahuan dan kekuasaan. Pengawasan selalu mensyaratkan pengetahuan seorang guru mengawasi anak didiknya. Salah satu bentuk pengawasan terhadap anak didiknya dapat melalui mekanisme seragam sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Foucault (1975), seragam sekolah mengarah pada penaklukan terhadap tubuh, dan memastikan adanya penguasaan terhadap tubuh. Misalnya kepatuhan untuk memakai seragam sesuai dengan waktu yang ditentukan. Seragam difungsikan sebagai cermin identitas terhadap institusi. Seragam juga difungsikan sebagai parameter kedisiplinan siswa. Melalui seragam sekolah, siswa akan dengan mudah ditaklukkan, dipantau, diklasifikasi dan diketahui perilakunya. Sebagai contoh, ketika jam sekolah ada anak sekolah “berkeliaran” di luar sekolah, mereka bagaikan “tahanan” yang melarikan diri, dan kemudian dikejar-kejar satpol PP. Selain itu, jika ada seorang pelajar merokok atau melakukan aksi kebut-kebutan di jalan raya sambil mengenakan seragam maka akan dengan mudah masyarakat, sekolah dan penegak hukum untuk mengidentifikasi tindakan siswa. Siswa harus menjaga perilakunya di mana saja sesuai peraturan sekolah di saat mengenakan seragam sekolah. Di saat mengenakan seragam siswa diperintahkan untuk menjaga nama baik almamater sekolahnya. Jika hal tersebut dilanggar, maka siswa akan dijatuhi sanksi berupa peringatan atau hukuman. Berkali-kali, bagian kesiswaan memperingatkan siswa untuk selalu mengenakan atribut sekolah secara lengkap, dan memperingatkan siswa pada hal apa saja yang boleh dan idak boleh dilakukan di saat berseragam. Dengan demikian, seorang siswa akan merasa di awasi perilakunya oleh berbagai pihak selama mengenakan seragam sekolah.

Sumber  

Foucault. 1975. Surveiller et Punir. Paris: Gallimard
Ritzer, George & Goodman, Douglas J. 2004. Teori Sosiologi Modern. 
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar