Oleh: Tegar Firman A
Inilah
labirin sarjana pendidikan yang kabarnya penuh lika-liku dan kebuntuan. LPTK
ibarat seperti 'pabrik' pencipta manusia pekerja. Sebuah kampus sejuta umat,
yang mengiming-imingi seseorang untuk menjadi pekerja yang mapan dan berwibawa.
ilmu tidak lagi menjadi suatu yang 'sakral' dan fundamental. Kuliah tidak lebih
dari sekedar usaha untuk mendapatkan ijazah sebagai tiket untuk melamar
pekerjaan. Inilah salah satu problem yang 'ruwet' di negeri ini, masih banyak
orang yang terperangkap dalam labirin yang menyesatkan. Bagi yang yang sudah
terlanjur masuk dan menyadari, akhirnya mereka menjalani kehidupan dalam
kondisi "mauvaise foi", demi desakan dari luar yang sudah
berekspektasi besar padanya. Semoga setelahnya, tidak akan ada lagi orang yang
tersesat di labirin dan tidak akan lagi tertipu dengan iming-iming palsu.
Bayangkan
kalo pejabat negeri ini khususnya pendidikan di ranah pendidikan, memiliki
sikap asketis bak seorang brahmana di masa lalu, yang selalu berpuasa, bertapa,
keprihatinan, mencari solusi, belajar dan sederhana dalam asesoris, namun
terlalu berwibawa dan memukau dalam membawa energi perjuangan intelektualitas.
Mungkin pendidikan akan menampilkan kejayaannya kembali, berbagai masalah akan
tertangani, pemikiran akan dihargai dan peradaban umat manusia akan semakin
bangkit. Tentunya para nasib sarjana pendidikan, tidak lagi terjebak pada situasi
labirin dan kepalsuan.
Respect this article
BalasHapus