-->

Minggu, 13 April 2014

Memahami Paradigma dalam Ilmu Pengetahuan Sosial


Sebelum dijelasakan mengenai berbagai macam paradima sosial, terlebih dahulu akan dijelasakan pengertian tentang paradigma itu sendiri. Thomas S Khun berpendapat bahwa paradigma dalam konteks ilmu sosial adalah pandangan mendasar tentang apa yang menjadi pokok permasalahan dalam ilmu pengetahuan (sosial) tertentu. Dengan ungkapan lain dapat dikatakan, bahwa sebuah paradigma adalah jendela keilmuan yang digunakan untuk “melihat” dunia sosial. Permasalahannya adalah  jernih tidaknya sebuah “jendela ilmu” yang digunakan akan sangat mempengaruhi pemahaman seseorang tentang apa dan bagaimana seseungguhnya dunia sosial itu, baik menurut fakta subjektif maupun fakta objektif. Tetapi yang jelas, bertitik tolak dari satu paradigma tertentu, seorang ilmuwan dapat memusatkan dan merumuskan permasalahn objek kajian yang menjadi sasaran bidang ilmunya, lalu memilih dan menetapkan permasalah objek kajian yang menjadi sasaran bidang ilmunya, lalu memilih dan menetapkan teori dalam rumpun paradigma itu yang relevan  dengan persoalah yang tengah dikaji, serta menetapkan metode penelitian untuk mencari dan menemukan jawaban atau bukti-bukti empirisnya di lapangan.

Menurut George Ritzer, sosiologi sendiri dikenal sebagai ilmu berparadigma ganda. Perbedaan penting yang telah melahirkan bermacam-macam paradigma tersebut, sebenarnya terletak pada perbedaan sudut pandang di dalam melihat suatu pokok persoalan dalm dunia sosial. Paradigma yang tampak susul-menyusul dalam sejarah perjalanan sosiologi itu, juga telah bersaing satu sama lain dewasa ini, dan sangat mungkin membingungkan mahasiswa-mahasiswa pemula yang mempelajari sosiologi (Veeger, 1993:22). Belum berakhir mengenai perdebatan tentang pembagian paradigma menurut George Ritzer, belakangan sudah munculpembagian menurut paradigma  menurut positivis, konstruksionis, dan paradigma kritis. Namun sebenarnya kebingungan itu tidak perlu terjadi, jika menyadari bahwa kehidupan masyarakat dewasa ini pun memang telah diwarnai oleh dinamika dan berbagai macam persaingan, mulai dari yang laten hingga yang manifes dan dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. George Ritzer, telah menjelaskan tiga paradigma yang dikenal dalam sosiologi selama satu setengah abad  ini (Veeger, 1993:23). Keiga paradigma tersebut adalah: (1) Paradigma fakta Sosial; (2) Paradigma definisi sosial; dan (3) Paradigma perilaku sosial. Dalam perkembangan terakhir, ada juga penggolongan paradigma lain menjadi: (1) positivistik; (2) konstruksi sosial; dan (3) paradigma kritis.
Siklus Perubahan Paradigma menurut 
Thomas Khun (Ritzer & Goodman, 2004)
Berbagai macam paradigma semuanya berusaha mengungkapkan kebenaran, dengan asumsi-asumsi teoritis dan sudut pandang tertentu dalam memahami dunia sosial yang kompleks dan luas. Sudah semestinya bagunan-bangunan teori dari masing-masing paradigma itu memiliki kelebihan dan kelemahan dari sudut pandang tertentu, apalagi sudut pandang itu memang berbeda. Para sosiolog besar seperi Emile Durkheim, Max Weber, dan Talcott Parsons tidak menyatakan bahwa paradigma yang mereka bangun adalah paradigma yang absolut benar dalam sosiologi.  

Sumber
Ritzer, George & Goodman, Douglas J. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ritzer, George. 2004. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma GandaJakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Veeger, J. Karel. 1993. Pengantar Sosiologi, Buku panduan mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Wirawan, I.B. 2012. Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma.Jakarta: Kencana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar