-->

Selasa, 22 April 2014

Sosiologi dalam Permainan Video Game "SimCity"

Oleh: Tegar Firman Abadi
Screenshot SimCity
Video Game SimCity
Siapa bilang bermain video game membuat seseorang tidak pandai dan kreatif? Siapa bilang seseorang tidak dapat belajar sambil bermain? Seperti halnya menggunakan alat, jika digunakan dengan bijak video game pun dapat memberikan manfaat. Mungkin tidak semua game dirancang khsusus untuk melatih kreatifitas kita, hanya beberapa game saja yang memiliki tujuan tersebut. Permainan video game seperti itu biasanya bertemakan game simulasi seperti game SimCity. Dalam artikel ini, tidak akan membahas persoalan mengenai dampak pintar dan kreatifnya seseorang melalui game, namun penulis akan mengungkap sisi lain tentang adanya peristiwa menarik yang terkandung dalam video game tersebut layaknya peristiwa di dunia nyata. Salah satu peristiwa yang akan menjadi fokus bahasan dalam akrtikel ini adalah peristiwa di bidang sosial. Penulis tertarik menelusuri aspek sosial (buatan kode pemrograman) dengan harapan dapat merefleksikannya ke dalam kehidupan nyata atau sebaliknya. Jadi permainan ini tidak sebatas menjadi 'mainan' jika kita tahu pesan ilmiah dan filosofis yang terkandung di dalamnya.
Bagi beberapa kalangan mungkin sudah tidak asing lagi dengan game yang satu ini. Namun, banyak juga orang yang belum mengenal game tersebut, karena game yang dirilis pada platform PC (komputer) memang tidak sepopuler game online ber-genre aksi, sport dan RPG (role-playing game). SimCity merupakan game yang membutuhkan kreatifitas untuk memainkannya. Game ini tidak mengajak pemain berkompetisi secara langsung dengan orang lain, karena berhasil tidaknya permainan ini tergantung dari strategi dan target dari si pemain itu sendiri. Software game SimCity diproduksi oleh developer Maxis yang ditunjang oleh perusahaan EA (Electronic Art). Sampai saat ini SimCity memiliki beberapa versi, dan setiap versinya mengalami penyempurnaan dari fitur sampai grafis, sehingga game tersebut tampak real ketika dimainkan. Menjadikan game tersebut seakan-akan mensimulasikan perencanaan kota sungguhan.
Simcity adalah permainan membangun kota, mengatur kota dan game simulasi perencanaan perkotaan. Pertama pemain akan di sediakan lahan kosong tidak berpenghuni untuk mengatur keberadaan tumbuh-tumbuhan, kontur daratan dan perairan. Kemudian dengan dana yang sudah disiapkan, pemain membuat infrastruktur, jaringan air, listrik, transportasi, bermacam departeman, area pemukiman, area industri dan bisnis. Setelah semuanya tersedia, pemain mengendalikan dan mengatur sebuah kebijakan dari kota tersebut. Seperti halnya dunia nyata, dalam permainan SimCity semakin kompleks masyarakat yang dibangun semakin kompleks juga permasalahannya. Tantangan yang muncul dalam permainan tersebut seperti kriminalitas, pengangguran, infrastruktur yang rusak, pajak, fasilitas yang tidak memadai, krisis energi, infrastruktur rusak, kebakaran, demonstrasi, hutang yang menumpuk, nuklir, populasi, kemacetan, pendidikan, kesejahteraan, kesehatan, sampah, polusi udara dan air. Pemain dituntut untuk menyelesaikan  permasalahan-permasalahan tersebut. Tantangan akan semakin berat jika masalah datang bertubi-tubi melanda pada kota yang telah kita rancang sebelumnya. kita juga dilatih untuk bijak dalam memainkan game ini, karena jika kita terlalu fokus pada satu penyelesaian masalah, justru masalah yang lain akan muncul. Pemain juga memiliki otoritas dalam memunculkan bencana alam untuk meluluhlantakkan kota yang dibangunnya sendiri. 
Tinjauan Sosiologis pada Game SimCity.
Pembahasan singkat tentang game SimCity di atas, sudah dapat memberikan gambaran mengenai adanya fenomena-fenomena sosiologi. Meskipun 'kota' yang dimaksud bukan kota yang sesungguhnya, melainkan kota (simulacrum) yang berada dalam simulasi video game. Namun, game tersebut merupakan representasi dari keadaan kota yang sesungguhnya. Pemain akan melihat cerminan dari sebuah kota yang telah ada, bahkan pemain akan diajak pada pengalaman yang baru dimana pemain dapat merancang kota-nya sendiri dan melihat fenomena apa saja yang akan muncul di dalamnya. Meskipun demikian, untuk beberapa detail permainan memang belum terakomodir dalam permainan ini. Dalam game ini, kita tidak menjalankan orang-perorangan untuk mengendalikan situasi kota. Penduduk yang ada di dalam kota buatan tersebut nantinya akan berperilaku berdasarkan keadaan dan situasi yang dirancang oleh pemain.
Menggunakan perspektif sosiologi makro kita dapat manganalisis berbagai macam gelaja yang muncul dalam permainan tersebut, karena pada game ini kita hanya dibatasi pada wilayah pengaturan sistem, respon masyarakat, pengaturan kebijakan dan berbagai macam situasi wilayah. Berbeda halnya dengan game The Sims yang ada pada wilayah mikro sosiologi karena kita menggerakan individu untuk melakukan aksi dan interaksi dalam menjalankan kehidupan. Fungsionalisme Struktural merupakan teori sosiologi yang menggambarkan masyarakat sebagai sebuah 'tubuh organik', disusun sedemikian rupa sehingga semua bagian saling berhubungan dan melayani tujuan tertentu. Kesenjangan sosial, dalam pengertian ini dianggap sebagai ketidakseimbangan keseimbangan sosial. Masyarakat menurut model konsensus, oleh Cohen digamabrkan sebagai berikut: (1) Dalam masyarakat terdapat nilai dan norma. (2) konsekuensi sosial adalh komitmen. (3) masyarakat pasti kompak. (4) kehidupan sosial tergantung solidaritas. (5) Adanya kerja sama (6) sistem sosial tergantung pada konsensus (7) mengakui adanya otoritas absah. (8) sistem sosial bersifat integratif. (9) sistem sosial cenderung bertahan (Wirawan, 2012).
Menurut ketentuan fungsionalisme struktural, aspek-aspek sosial yang tersirat dari game SimCity meliputi konsensus, adanya ketertiban sosial, masing-masing unsur memiliki fungsi yang saling melayani, masyarakat dapat dikendalikan, dan adanya evolusi masyarakat melalui adaptasi terhadap lingkungan untuk mencapai kematangan. Sebagai contohnya, ketika ketika kriminalitas di kota terus meningkat, hal ini dapat diatasi dengan berinvestasi dalam meningkatkan penegakan hukum , fasilitas pendidikan yang lebih baik atau keduanya . Selain itu, unsur-unsur sosial bermasalah seperti kejahatan memiliki hubungan kasual dengan demografi kelas dan spesialisasi ekonomi tertentu seperti perjudian. Jika kita ingin meningkatkan aspek industri dengan teknologi yang canggih, dapat diatasi dengan mendirikan lembaga pendidikan universitas. Selain itu, adanya universitas dapat dijadikan sarana mobilitas sosial bagi masyarakat. Ketika ada terlalu banyak perumahan kelas rendah dan tidak cukup pekerjaan, permintaan untuk industri kelas bawah naik. Semakin kompleks dan maju kota yang kita buat, maka akan semakin beragam juga stratifikasi dan heterogenitas masyarakat yang menghuninya.
Peta Kriminalitas Pada Game SimCity
Selain menggunakan teori fungsionalisme struktural, game tersebut juga dapat dianalisis dari sisi berlawanan yaitu teori konflik. Teori Konflik, lebih sering disampaikan di oleh Marxisme yang melihat masyarakat dalam hal perjuangan kelas yang kekal, yang menunjukkan bahwa ketidaksetaraan sosial di dominasi kelas atau hegemoni. Dalam kasus SimCity, tuntutan untuk pembagian wilayah (zonings) dan layanan tertentu tidak mencerminkan dominasi kelas tetapi menyampaikan pengertian umum bahwa sebuah kota memerlukan keragaman kelas ekonomi untuk berjalannya suatu fungsi tertentu. Namun jika perhatikan lebih mendalam melalui teori konflik maka yang akan kita lihat adalah tuntutan dan permasalahan yang muncul dalam permainan tersebut memicu adanya keinginan untuk berubah. Melalui perspektif teori konflik, strategi membuat kebijakan dalam game ini, pastilah menimbulkan pro dan kontra bagi masyarakatnya. Misalnya, Agar kebutuhan pangan masyarakat dalam permainan tesebut tercukupi kita dapat membuka lahan pertanian atau mengimpornya. Ketika kita membuka lahan pertanian akan berdampak pada terbatasnya lahan industri, penghunian, dan area bisnis, sedangkan mengimpor berdampak pada pengeluaran anggaran kota. Lahan pertanian juga akan mencemari perairan di kota sehingga membuat kesehatan penduduk menjadi memburuk. Sedangkan anggaran yang dikeluarkan untuk kesehatan cukup besar bagi pemerintah. Pada dasarnya game SimCity menyajikan beberapa hal yang akan menyebabkan permasalahan sosial sebagai tuntutan pada pemain untuk membangun rasa keharmonisan sosial, kebijakan sosial, kesejahteraan sosial, dan keadilan sosial, dengan harapan akan menjadi sebuah kota ‘simulasi’ yang lebih baik .
Kesimpulan
Permainan vide game SimCity merupakan simulasi masyarakat melalui ketentuan Struktural Fungsionalisme. Namun ini hanyalah video game yang masih jauh dari cerminan realita yang sangat kompleks. Game ini memang memiliki beberapa keterbatasan fitur, sehingga kita hanya dapat menganalisisnya dari perspektif makro sosiologi. Meskipun demikian untuk beberapa aspek sosial mampu tersimulasikan dalam video game ini. Sebagaimana adanya hukum kausalitas dalam sebuah perencanaan dan kebijakan pembangunan kota. Melalui game tersebut, kita tahu bahwa suatu kebijakan melalui teori struktural fungisional dan konflik, akan selalu menuai pro dan kontra, karena memang setiap solusi yang kita buat akan muncul konsekuensi baru. Di game ini kita juga kurang mengetahui tuntutan spesifik dari masyarakat, dan pemain juga masih diberikan otoritas besar dalam mengendalikan permainan.  Sehingga masyarakat dalam permainan tersebut, tidak dapat mengambil alih fungsi dari kendali si pemain. Dalam artian masyarakat dalam kota permainan tersebut tidak memiliki inisiatif tertentu. Terlepas dari kelemahan dan kelebihan game tersebut, harapannya kita bisa belajar banyak meskipun melalui simulasi yang baru sebatas berbentuk game, untuk mengendalikan resiko-resiko yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Semoga, simulasi seperti game tersebut dapat dikembangkan menjadi aplikasi simulasi masyarakat yang dapat digunakan oleh dinas terkait untuk memantau, memajemen dan merekayasa dinamika masyarakat secara realtime dengan waktu singkat. Sehingga, penggunaan aplikasi tersebut dapat menyelesaikan persoalan-persoalan tertentu.

Sumber
http://www.simcity.com/en_US/game/info/what-is-simcity
Ritzer, George & Goodman, Douglas J. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wirawan, I.B. 2012. Teori-teori Sosial dalam Tiga Paradigma.Jakarta: Kencana

1 komentar:

  1. Casino.us - Dr. Maryland
    The Casino has 성남 출장안마 been welcoming visitors 전라남도 출장샵 since June 나주 출장마사지 1, 2006. Casino.us provides the most reliable and 광양 출장샵 comprehensive gambling and entertainment services  Rating: 3 · 서귀포 출장마사지 ‎Review by Dr.Maryland

    BalasHapus